"Tentang Kalian" , (Aku Sebagai Penerjemah Harapan dalam Tulisan)

Siang hari, pukul satu. Aku sempat berdikusi dengan perempuanmu, ia bercerita banyak tentangmu, lalu meja dan kursi kayu menjadi saksi bisu, atas perasaan bimbang perempuanmu.


Ketahuilah ia sudah cukup banyak mengenalmu; tetapi engkaulah yang terlalu ragu untuk menegaskan hubungan itu. Ia tahu kamu bukan tipe romantis dan bukan itu pula yang membuatnya jatuh cinta padamu. Kekonyolanmulah yang telah membawanya sampai pada perasaan ini. Tetaplah seperti itu, karena itulah yang akan membuatnya semakin nyaman bersamamu.


Dalam hubungan yang abu-abu itulah, ia telah menganggapmu sebagai teman dekatnya. Mungkin terlalu cepat baginya, ketika kamu menanyakan apakah ia berniat denganmu atau tidak. Akan tetapi, ia tahu bahwa kamu juga tidak mau berjalan lambat, “wasting time” katamu saat itu.


Satu pertanyaan yang tidak bisa ia ajukan padamu, pada malam itu..
Berniat untuk apa?”


Lalu, perempuanmu pun bercerita bahwa kamu dengan tidak percaya dirinya, mengatakan bahwa kalian berbeda, “beda hobi, beda skill” katamu. . Kamu yang hobi berdiam diri untuk meliat seorang berlaga di suatu sinema, dengannya yang hobi travelling dimana ia menjadikan dirinya sebagai pemeran utama dalam setiap peristiwa,  membuat kalian tidak akan bersatu. Ah, apa menurutmu dengan sebuah kesamaan, akan menjadi sinyal kuat bahwa kalian akan tak sering bertengkar, tak sering bersebrangan, dan tak sering beda pendapat?

Ya, mungkin ada benarnya juga. Mau menjalani hobi bersama, tak perlu berdebat dan akhirnya berpisah karena perbedaan keinginan, yang sini ngebet travelling, yang sana ogah jalan, kan repot. Begitu menurutmu kan?

Akan tetapi, nyatanya pemikiran perempuanmu jauh berbeda, ia berpikir bukankah dengan semua kesamaan dalam hubungan, menjadikan sebuah yang membosankan, statis dan ngga menantang. Perbedaan pasangan itulah yang justru membuat sebuah hubungan lebih berwarna dan lebih indah. Diskusi hangat ketika berbeda pendapat itu yang membuat hubungan tambah nikmat. Kini, aku setuju dengan perempuanmu.


Lalu, perempuanmu sempat bercerita bahwa kamu menuntut sebuah pertemuan ditengah kesibukannya. Untuk ini, aku tidak setuju dengan perempuanmu. Aku tahu bahwa kamu sebenarnya tidak menuntut sebuah temu, hanya saja ingin sekadar melihat dalam nyata dan berbincang empat mata, dengan obrolan sederhana mengenai kabar tentang harinya yang berjalan baik-baik saja atau sekedar menanyakan kabar dan bagaimana ia menjalani hari ini. Aku simpulkan, bahwa kamu sudah sangat rindu, sehingga sisi egosimu bergolak hingga lupa memikirkan perasaan perempuanmu. Aku bela kamu, untuk hal itu.  



Kamu dan ia sudah bercerita panjang lebar, bukan?
Maka, biarkan aku sebagai penikmat obrolan kalian menyelipkan sebuah harap...


aku doakan dirimu, wahai lelaki peragu semoga saja sang perempuanmu akan menganggap kamu seperti novel baru yang sangat berbeda dari novel sebelumnya. Smoga dia adalah seorang yang baru saja membacanya di awal dan ia sudah merasa kesulitan memahami isinya.
Walaupun begitu, ia akan tetap membacanya sampai akhir. Bukan hanya membaca, tapi juga ia ingin memahami isinya, anggaplah isi novel itu adalah isi dari hatimu. 

Jangan lupa, perbaiki sisi luarmu, jika isi dari dirimu ingin dibaca oleh perempuanmu. Sebab, sang perempuanmu adalah tipe pembaca yang hanya melihat sesuatu dari cover, apabila ia tidak tertarik, maka ia akan tinggalkan, tanpa mau tahu isinya.


Dan aku berharap, ketika kamu berjumpa dengannya untuk saling bertukar rindu... saat kalian berada di ujung perjumpaan itu, kamu akan selalu meninggalkan warna yang menggoda. Sehingga akan membuatnya selalu bertanya kapan ia dan kamu kembali berjumpa.


Aku sangat ingin melihat ia bersamamu, menemani harinya, sebab aku selalu melihat binar kebahagiaan yang terpancar dari kedua matanya ketika ia menceritakan hal-hal yang berhubungan denganmu. Bukankah itu sebuah pertanda yang baik?

Patutnya kau berbangga, bahwa ia adalah seorang perempuan yang sudah terjatuh dari sekian banyak ketidakpastian, hingga enggan untuk bereskpetasi macam-macam, 
akan tetapi saat dengamu..... ia berani menjadi sosok yang lebih terbuka, walau tak mau cicip harap lebih, tetapi dalam ragunya, aku tahu ada sedikit harap yang enggan ia akui. 

Jadi, maksudku hm.... bisa saja untuk nanti... kelak.... ia akan membangunkanmu setiap pagi dengan perpaduan aroma bumbu dapur dari dapur rumah kalian. 

Lalu, sang perempuamu  juga tak akan lagi membiarkanmu bergerilya dari satu tempat ke tempat lain untuk memanjakan lidahmu. Aku juga pastikan, bahwa  kau akan tinggal duduk santai di ruang tengah rumah kalian sambil menemani malaikat kecil kalian yang sedang bermain dan beberapa menit kemudian sang perempuanmu akan meminta dirimu berkomentar tentang menu hari itu.

 Juga dapat pastikan bahwa sang perempuanmu tak akan membiarkan dirimu terbatuk-batuk sendirian. Ia pasti akan datang tergopoh-gopoh membawa segelas jahe hangat dan sebutir obat untuk meredakan sakitmu.






Untuk kamu dan sang perempuanmu yang mudah tergores hatinya.  Semoga senantiasa berbahagia dan baik-baik saja. Semoga selalu ternaungi dengan cinta kasihNya. 

Dan anggaplah ini sebuah  ekspresi pengharapan dari aku yang menyemogakan kalian untuk segera memperjelas hubungan ini dan mewarnainya dengan tinta warna-warni.






Komentar

  1. bagus bgt kak, pilihan katanya,, aku sampai mengangkat kedua alisku,, aku sebenarnya juga suka menulis cerpen kaya gini, tp aku kesulitan memilih katanya,, bisa bimbing saya kak ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku baca review an mu, tulisanmu juga bagus kok. sangat informatif, hehe. aku jg masih belajar :''D

      Hapus
  2. mending nulis di wattpad aja sih saran saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, kalau itu sesuai selera ya gan, kalau saya sih lbh prefer ke blog. tapi saran agan, akan saya pertimbangkan deh ehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer