LILIN MATI LAMPU, GULAKU, DAN BU AYU
“Mana yang lebih menyenangkan, bertemu mantan di
jalan atau diberi kejutan dari seseorang yang benar-benar diluar dugaan?”
Tanggal 18 Juli, hari
ulangtahun saya yang ke 16 tahun. Hampir semua kawan-kawan memberikan ucapan selamat
atas bertambahnya usia saya. Ada yang melalui aplikasi Telegram, Whatsapp, Line, BBM, Facebook, dsb. Hanya saja ada salah
satu orang yang tidak mempercayai ulangtahun saya, yaitu Bu Rahayu.
Ia bernama Ibu Rahayu, entah aslinya dari sarjana mana, lulusan mana,
dan wisuda tahun berapa, tetapi yang saya tahu tiga bidang studi ia mampu hadapi.
Ia merangkap menjadi guru sosiologi kelas X tahun ajaran 2015/2016.
Ibu Rahayu… ia adalah pribadi yang menyenangkan, dekat dengan siswa, supel, berwawasan luas, serta dilengkapi fisik yang sempurna. Ia tinggi semampai, mempunyai senyum yang cerah, muka yang merona, dan tatapan jenaka ciri khasnya. Akan tetapi ingat, emosinya kadang meledak-ledak!
Ia merangkap menjadi guru sosiologi kelas X tahun ajaran 2015/2016.
Ibu Rahayu… ia adalah pribadi yang menyenangkan, dekat dengan siswa, supel, berwawasan luas, serta dilengkapi fisik yang sempurna. Ia tinggi semampai, mempunyai senyum yang cerah, muka yang merona, dan tatapan jenaka ciri khasnya. Akan tetapi ingat, emosinya kadang meledak-ledak!
Ibu Rahayu Dwi Putri,
wanita kelahiran Serang tahun 1986 tepatnya 13 Mei 1986. Usia yang cukup terbilang muda
untuk ukuran guru, ya walaupun masih ada yang lebih muda darinya, tapi ia
selalu muda menurut saya.
Travelling
dan Photography, sudah menjadi
hobinya (ia pernah bercerita sewaktu awal masuk kelas X), serta Yicam yang selalu tergenggam di
tangannya dijadikan sarana untuk setiap rekam jejaknya. Kalah gaul, kata kami
sebagai muridnya.
Ibu Rahayu, seorang
yang kadang misterius dan sulit ditebak. Sebab, satu jam yang lalu ia tertawa,
dan satu jam setelahnya ia menatap orang dengan tatapan sinisnya.
Dan… saya termasuk
siswa yang tidak bisa menebak alur pikirannya.
Percakapan diawali
setelah perayaan ulangtahun saya di KFC. Ia mengirim pesan lewat LINE sekitar
jam 7 malam
“satiti ulang tahun?”
“masa iya”
“buktinya apa”
“akte mana akte”
Saya protes kepadanya,
mengapa ia begitu tidak mempercayai apabila saya ulangtahun? Dengan gerakan
cepat, serta air wajah bersungut-sungut, saya mengirim sebuah foto, yaitu NISN
agar ia percaya.
Akhirnya ia percaya,
lalu menanyakan apa hadiah yang saya inginkan. Saya berkata, bahwa seharusnya
ia memberikan sebuah kejutan yang tidak terduga….seharusnya…
Ia lalu menawari saya, apakah
saya menginginkan acara tiup lilin? Saya menjawab dengan mantap bahwa saya
ingin tiup lilin.
Ia berjanji, sekitar
jam 9-10 akan ke sekolah, untuk memberikan saya sebuah kejutan (bisa dibilang
semacam jebakan, entahlah!) dan dengan hati yang tidak tenang saya
meng-iya-kan.
Percakapan kami, selesai pada pukul setengah dua belas malam.
Setelah melakukan percakapan dengannya, kini saya mulai melakukan tebak-tebak buah manggis, sesungguhnya apa yang akan menjadi surprise untuk esok hari,
dan pikiran-pikiran ala peramal membuat saya tidak bisa tidur setelahnya.
dan pikiran-pikiran ala peramal membuat saya tidak bisa tidur setelahnya.
Selalu terlintas pertanyaan seperti : apa yang akan ia
lakukan di depan masjid? apa yang akan ia lakukan dengan penutup mata? apa yang
akan ia lakukan dengan gula?
Mana tahan saya tidak cerita kepada teman yang masih terjaga, Kartika.
Saya curahkan segala kebimbangan saya, tetapi ia balas dengan tawa mengejek.
Sepertinya saya sharing salah orang, hmmm tak apalah beban saya menjadi berkurang!
Hingga...
Mana tahan saya tidak cerita kepada teman yang masih terjaga, Kartika.
Saya curahkan segala kebimbangan saya, tetapi ia balas dengan tawa mengejek.
Sepertinya saya sharing salah orang, hmmm tak apalah beban saya menjadi berkurang!
Hingga...
Pukul setengah tiga
pagi saya baru tidur karena kantuk baru datang menyapa.
**
Tanggal 19 Juli 2016.
Artinya, ada kejutan yang sudah menunggu saya. Entah akan sesuai ekspetasi,
atau….ya sudahlah terima saja, itu kata hari saya.
Saya tiba di Sekolah
pukul setengah tujuh, ada janji kumpul ekskul. Disana, kami membahas tentang
apa saja yang ingin kami tampilkan untuk mempromosikan ekskul agar adik kelas
tertarik.
Kami berencana membelikan permen yang akan diberikan secara cuma-cuma untuk adik kelas yang baru masuk sekolah, serta pita untuk mempercantik segalanya.
Kami berencana membelikan permen yang akan diberikan secara cuma-cuma untuk adik kelas yang baru masuk sekolah, serta pita untuk mempercantik segalanya.
Ternyata, giliran saya dan Bella yang bertugas untuk membeli barang-barang. Saya melihat jam,
hmm.. masih tersisa waktu 30 menit dari janji saya dengan bu Rahayu. Maka saya
setuju, untuk membeli segala keperluan.
Saat sedang asyik
memilih barang, tiba-tiba notifikasi LINE masuk tanpa bisa dicegah. Dari Ibu Rahayu, rupanya...
“dimana”
“satiti dimana”
Kemudian, saya jawab ala
kadarnya, karena sedang sibuk tidak mau diganggu hehehehe .
Setelah saya selesai
membeli barang-barang, saya pun kembali ke sekolah.
Ternyata, Ibu Rahayu
datang menghampiri saya ketika ekskul saya sedang rapat. Ia bertanya, kapan kita selesai
berkumpul. ketua ekskul menjawab sebentar lagi.
Ibu Rahayu berucap
sambil menunjuk saya
“Dia ada janji sama
saya jam 9”
“Kalau sudah selesai,
nanti temui saya di kantor ya”
Saya jawab dengan anggukan kepala. Sulit
berkomentar, lidah saya kelu. Perut saya terasa melilit, karena perasaan cemas,
senang, takut, dan malu menjadi satu!
Teman-teman ekskul menatap saya dengan keheranan dan bertanya-tanya. Ada sesuatukah antara saya dengan ibu Rahayu?
Saya pun menjawab pertanyaan dari kawan dengan gelengan yang cepat, tepat, akurat.
Saya pasrah untuk segala hal yang terjadi setelahnya..
Saya pun menjawab pertanyaan dari kawan dengan gelengan yang cepat, tepat, akurat.
Saya pasrah untuk segala hal yang terjadi setelahnya..
Setelah kegiatan ekskul
saya selesai, saya memutuskan untuk mengirim pesan kepada Ibu Rahayu
“Ibu dimana?”
“Saya lari-lari cari
ibu. Tapi ngga ada ibu”
Saat saya sedang sibuk mencari, tiba-tiba Namyra
dari arah kelas meneriaki saya
“Ras, sini buruan!”
"Pasti main UNO atau ngga
gibah" pikir saya. Banyak kebimbangan yang turut melayang, bagaimana jikalau Ibu Rahayu mencari saya? Padahal saya sudah janji
dengan Ibu Rahayu..
Hingga saya putuskan untuk melangkah ke kelas sambil menunggu balasan sebab Bu Rahayu tidak kunjung membalas.
Hingga saya putuskan untuk melangkah ke kelas sambil menunggu balasan sebab Bu Rahayu tidak kunjung membalas.
Langkah kaki saya terasa berat,
kecewa karena Ibu Rahayu tidak ada di kantor, yang artinya mungkin saja surprise yang ia katakan semalam tidak jadi..
kecewa karena Ibu Rahayu tidak ada di kantor, yang artinya mungkin saja surprise yang ia katakan semalam tidak jadi..
Sesampainya di depan pintu kelas, kelas tertutup
rapat, saya buka perlahan dan…
ASLI!
TERKEJUT!
GAK PERCAYA!
Teman-teman menyanyikan lagu ulangtahun walaupun
hanya dua bait yang rumpang, serta Ibu Rahayu berdiri di samping pintu
sambil membawa kue ulangtahun…,
Campuran antara tawa, air mata, dan gak nyangka.
Jadi wajah saya, saya sembunyikan di balik gorden jendela.
Saya berdoa dalam hati untuk sebuah permohonan yang tidak muluk-muluk diantara genangan air mata yang suah saya lap lewat gorden (jorok hiii) dilanjutkan dengan ritual tiup lilin
lalu….
lalu….
Berfoto bersama ibu Rahayu! Wah..permintaan saya
dikabulkan!
3 jepretan, dengan tinggi yang tidak seimbang serta
tidak terkontrolnya muka (saking bahagianya) tetap saja menjadi kenang-kenangan yang akan
saya pajang di dinding kamar saya.
Kemudian, setelah berfoto..
Ibu Rahayu meminta saya untuk memotong kue
ulangtahun pemberian darinya. Saya kira, akan dibantu untuk memotongnya (karena
saya tidak terbiasa)
Ternyata….saya memang disuruh untuk mandiri!
Dengan susah payah saya memotong kue menjadi beberapa irisan, duh kawan demi Tuhan. Saya gemetaran! Kejutan kali ini, bikin saya salah tingkah!
Berkali-kali saya tidak bisa memotong kue dengan
sempurna, pisaunya tergelincir sebab tangan saya berkeringat…
Setelah cukup lama..
Akhirnya saya menghasilkan satu potongan kue yang
tidak rapih. Tidak ada sendok, piring atau apapun..
Akan tetapi, teman-teman meminta saya memberikan kue
itu untuk Ibu Rahayu..
Saya bimbang, akhirnya saya menggunakan tangan..
Bisa ditebak, ekspresi tidak tertarik teman-teman
saya terhadap kue yang saya genggam..
Saya berikan Ibu Rahayu, ia berkata bahwa ia sedang diet jadi ia tidak memakan makanan yang
manis-manis, (alibi bukan ya?) jadi ia menyuruh saya memberikan kepada teman-teman saya saja.
Saya berikan kepada teman saya, dan teman saya
dengan enggan memakan (sedikit joroksih, aku juga gamau kalau kue disuapin
make tangan ditambah krimnya udah belepotan di tangan ew!) karena mereka
solid, akhirnya mereka makan…yah mungkin perut mereka berontak, tapi tak
apalah!
Terimakasih Gesti, Mutiara, Kartika, Sari, Namyra,
Isky yang sudah memakan kue yang saya genggam. Percayalah kawan, genggaman
tanganku membawa keberkahan!
Setelah selesai kejutan yang nyatanya bikin terkejut
pake banget (sukses berat) dengan segera Ibu Rahayu memutuskan untuk menyudahi
acara, sebab Ibu Rahayu punya agenda yang padat di hari tersebut
Saya mengucapkan terimakasih untuk Ibu Rahayu..!
Demi apapun itu adalah kejutan dengan cara paling
manis (walaupun sedikit tidak lazim)
Salut!
Terimakasih ya Ibu Rahayu, sudah membelikan saya
kue.
Saya beruntung diberi gula yang terdapat dalam kue,
bukan sekadar gula tabur 1 kg..
Kuenya manis… kayak saya..
“Boleh saja kamu berpesta atas bertambahnya umur,
tetapi ingat ajal tidak mungkin tarik ulur”
Cerita yg menarik
BalasHapusHappy birtday ya...
Hahahahha suka ceritanya!
BalasHapus